Perancangan Sistem Informasi Pada Dinas XYZ Menggunakan Zachman Framework (Part1)


1.     PENDAHULUAN

  • Profil DINAS XYZ

Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak di Indonesia yang memiliki luas total 32.222,18 km2. Dengan jumlah pengangguran terbuka 1.513.511 orang[1] maka diperlukan instansi pemerintah yang dapat mengatur dalam urusan ketenagakerjaaan. Dinas XYZ Jabar merupakam instansi pemerintah yang  mempunyai  tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintah daerah bidang tenaga kerja dan transmigrasi berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. DINAS XYZ  mempunyai visi “Tercapainya masyarakat Jawa Barat yang Mandiri, Dinamis, dan Sejahtera”[2].

 

  • Permasalahan

Banyaknya tugas dan fungsi yang harus dijalankan DINAS XYZ menjadi landasan kuat perlunya tata kelola teknologi informasi melalui perencanaan strategis sistem informasi. Perencanaan ini meliputi pembuatan, perbaikan dan pengembangan sistem informasi Perencanaan strategis sistem informasi tersebut mempergunakan sebuah framework sebagai pendekatan objektif dan logis serta diawali dengan penerjemahan informasi berupa faktor-faktor sebagai acuan sebagai berikut :

  • Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan
  • Visi dan Misi Dinas
  • Tugas pokok dan fungsi Disnakertrans
  • Peraturan hukum yang berlaku
  • Pemilihan framework
  • Alur data dalam Disnakertrans
  • Jaringan yang digunakan di Disnakertrans
  • Sumber Daya Manusia yang ada

Informasi pada faktor-faktor tersebut diperoleh melalui wawancara dan observaasi secara langsung. Sehingga ditemukan masalah-masalah yang terdapat di DINAS XYZ. Dengan adanya sistem informasi yang tepat diharapkan dapat menjadi solusi konkret dalam mengatasi masalah-masalah yang ada. Perencanaan strategis sistem informasi perlu adanya penetapan ruang lingkup yang menjadi sasaran perencanaan sistem informasi.

Dalam penelitian ini yang menjadi ruang lingkup masalah adalah  sistem alur tenaga kerja dan transmigrasi.

Permasalahan tersebut akan ditangani dengan sistem informasi yang disusun berdasarkan zachman framework. Zachman dipilih karena Enterprise Architecture ini dapat menggambarkan kondisi organisasi secara utuh (Erwin 2009)[3].

 

 

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perencanaan Strategis Sistem Informasi

Perencanaan Strategis Sistem Informasi didefinisikan sebagai proses mengindentifikasi suatu pemetaan aplikasi berbasis computer yang akan membantu suatu organisasi dalam menjalankan perencanaan bisnisnya dan mewujudkan tujuan bisnisnya[4]. Perencanaan strategis sistem informasi meninjau kebutuhan organisasi dalam menjalankan proses bisnisnya, kemudian memanfaatkan teknologi informasi untuk membantu proses bisnis dan membuat suatu sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh organisasi melalui perencanaan strategis sistem informasi diantaranya adalah manajemen aset organisasi secara efektif, memperbaiki komunikasi dan hubungan antara bisnis dan sistem informasi organisasi, menyesuaikan arah sistem informasi dan prioritas bisnis, merencanakan alur informasi dan proses, mengalokasikan sumber daya secara efektif dan efisien, meminimalisir usaha dan anggaran yang digunakan, meningkatkan competitive advantage, dan meningkatkan value organisasi. [5]

 

2.2 Enterprise Architecture

Enterprise Architecture (EA) adalah sebuah konsep luas yang terdiri dari visi, prinsip dan standar yang mengatur pengadaan dan penempatan teknologi. Dengan demikian, EA menyediakan dasar dari data rinci, aplikasi dan arsitektur jaringan. Sebuah arsitektur teknologi informasi pada organisasi adalah komponen kunci dari sistem informasi organisasi  yang memungkinkan penyesuaian antara tujuan bisnis, proses-proses yang konsisten dan best practice dalam penggunaan perangkat lunak (Cecere, 1998)[9].

The E-Government Act of 2002 [8] menyatakan bahwa enterprise architecture berarti suatu asset informasi strategis yang mendefinisikan misi, informasi yang diperlukan untuk menjalankan misi dan teknologi yang diperlukan untuk menjalankan misi, dan proses transisional untuk menerapkan teknologi baru dalam memenuhi perubahan kebutuhan. Suatu arsitektur enterprise termasuk baseline architecture, target architecture, dan perencanaan sekuensial.

 

2.3 Zachman Framework

Pada awalnya Zachman Framework dipublikasikan oleh John Zachman pada tahun 1987 telah secara luas diadaptasi oleh organisasi IT sebagai framework untuk mengidentifikasi berbagai perspektif yang terlibat dalam suatu enterprise architecture. Zachman Framework merangkum sekumpulan perspektif berdasarkan arsitektur. Perspektif tersebut digambarkan dalam  matrix dua dimensi[6]. Matriks kolom merepresentasikan pertanyaan mengenai enterprise yaitu What (data), How (function), Where (network), Who (people), When (time), Why (motivation).  Matriks baris merepresentasikan perspektif dari stakeholder  yaitu Planner, Owner, Builder, Designer, Integrator (sub-kontraktor),  User dan Functioning Enterprise.

John Zachman tidak menetapkan tidak ada urutan kolom mana yang harus terebih dahulu diisi hanya saja harus berurutan dari atas ke bawah. Maka Pereira dan Sousa mengemukakan metode untuk mendefinisikan Enterprise Architecture menggunakan Zachman Framework dengan langkah-langkah sebagai berikut[10].

Step 1. Tidak ada dependensi dalam konsep sel, maka untuk pengisian baris pertama dilakukan secara bebas. Sel dapat diisi secara paralel.

 

Step 2. Diagram entitas, artifak ’G,2,a’ diuraikan dan dipertimbangkan sesuai dengan yang dideskripsikan pada sel ’A,1’.

 

Step 3. Pengisian artifak ’H, 3, (B+G)’ yang mendefinisikan proses yang berasal dari sel B dan G. Pengisian artifak ’M, 3, G’ yang merupakan representasi data atau inventory sesuai dengan yang didefinisikan pada sel G.

 

Step 4. Pengisian artifak ’I,4,(C+H)’ mendefinisikan lokasi organisasi. Artifak ’N,4,H’ merepresentasikan proses bisnis organisasi. Artifak ’K,4,(E+H)’ mendefinisikan dan aktivitas organisasi. Selanjutnya artifak ’L,4,(F+H)’ mendefinisikan motivasi organisasi.

 

Gambar 4 : Step 4 metode Pereira & Sousa

 

Step 5. Kemudian pengisian artifak ’J,5,(D+1)’ mendefinisikan SDM dalam organisasi. Artifak ’O,5,N’ merepresentasikan lokasi organisasi dalam melakukan proses bisnisnya. Artifak ’Q,5,N’ merupakan representasi terhadap waktu dan event organisasi. Sedangkan artifak (R,5,(L+N)) menunjukkan representasi motivasi organisasi.

 

Step 6. Langkah terakhir pada metode ini yaitu pengisian artifak ’P,6,(J+N)’ yang menjelaskan representasi orang atau SDM yang terlibat dalam organisasi.


Leave a Reply